Agama Islam pada dasarnya selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menyebarkan kasih saang serta rasa peduli kepada sesamanya, agar terjadi hubungan yang rukun dan harmonis. Ajaran menyebarkan kasih sayang dan kepedulian ini juga termasuk kepada anak yatim, dan adanya larangan untuk menghardik anak yatim. Lalu, apa yang dimaksud dengan menghardik anak yatim jelaskan ini?
Pada dasarnya kedudukan anak yatim di dalam Islam begitu mulia, sehingga umat muslim diajarkan dan dianjurkan untuk dapat menyayangi dan mengasihi anak yatim, dan dilarang untuk menghardiknya. Karena, orang yang menghardik anak yatim akan termasuk ke dalam tindakan orang yang mendustakan agama.
Summary
Apa Itu Menghardik Anak Yatim?
Menghardik memiliki arti menghindarkan haknya, jika dikutip dari buku berjudul “Nasihat Langin Penentram Jiwa” karya Syaikh ash-Shafuri. Lebih jelasnya, seseorang yang menghardik anak yatim merupakan orang yang menghindarkan hak yang seharusnya bisa didapatkan oleh anak yatim tersebut, sebut saja contohnya seperti tidak mau memberi makan, tidak menyantuni, dan kerap kali berkata kasar pada anak yatim.
Arti menghardik anak yatim dengan melakukan tindakan tersebut, dapat dikatakan sama saja dengan perbuatan dari kafir Quraisy pada zaman jahiliyyah dahulu.
Anak yatim tersebut tidak melakukan kesalahan dan sudah mengalami kesulitan dalam hidupnya yaitu kehilangan ayah mereka saat usianya belum menginjak dewasa sehingga mereka kehilangan rasa kasih sayang dan perlindungan serta santunan rezeki yang seharusnya bisa mereka dapatkan. Dan dengan memberikan hak anak yatim, maka Allah akan memberikan balasan yang besar berupa surga.
Dengan ini, sangat dianjurkan bagi umat muslim untuk menyayangi anak yatim, sebagaimana Rasulullah yang menganjurkan umatnya untuk mengasihi anak yatim, mengusap kepalanya, juga memberikan makanan dan minuman. Dengan begitu, hatinya akan dilembutkan dan dipenuhi segala kebutuhannya oleh Allah SWT.
Dalam sumber lain disebutkan, apa yang dimaksud dengan menghardik anak yatim jelaskan adalah menolak dan membentak anak yatim yang datang menghampiri untuk meminta belas kasihan demi tercukupinya kebutuhan hidup mereka, disebut sebagai sifat orang yang mendustakan agama. Kemudian, penolakan yang dilakukan oleh pendusta agama tersebut disebut sebagai penghinaan dan perilaku sombong kepada anak yatim.
Sifat selanjutnya yang dapat menjadi arti menghardik anak yatim adalah dengan tidak mengajak orang lain untuk memberikan bantuan dan memberi makan pada orang miskin. Kementerian Agama telah menafsirkan hal ini dengan apabila tidak mau mengajak orang untuk memberi makan dan membantu orang miskin, dapat berarti ia tidak melakukannya sama sekali.
Dan berdasarkan dari penjelasan tersbeut, apabila seseorang tidak sanggup untuk membantu orang miskin, maka ada baiknya jika menganjurkan orang lain untuk melakukannya.
Hukum dari menghardik anak yatim adalah haram, oleh karena itu jika seseorang menghardik anak yatim maka orang yang melakukannya akan mendapatkan dosa, sedangkan jika orang tersebut justru menjauhi perilaku menghardik anak yatim tersebut maka niscaya ia akan mendapatkan pahala.
Adapun beberapa contoh dari perilaku menghardik anak yatim dalam kehidupan sehari-hari adalah menghina dan memarahi atau berkata kasar pada anak yatim, kemudian melakukan perilaku aniaya atau memukul anak yatim, serta mengambil barang yang merupakan hak milik dari anak yatim.
Larangan Terhadap Anak Yatim
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan menghardik anak yatim jelaskan, larangan terhadap anak yatim adalah menghardiknya, bertindak semena-mena, dan menukar atau memakan harta mereka.
Randy adalah mahasiswa Teknik Informatika salah satu Institut Negeri di Surabaya yang memiliki ketertarikan pada menulis, olahraga, dan berbagi mengenai semua hal mengenai pendidikan.