Website Pendidikan Indonesia

Salah Satu Dampak Pergaulan Bebas Pada Masyarakat Luas Adalah

Dampak Buruk dan Merugikan Pergaulan Bebas bagi Masyarakat Luas

Di era modern yang cenderung berkiblat ke barat seperti saat ini, terutama di perkotaan tak jarang terjadi pergaulan bebas. Hal ini tao lepad akibat makin permisifnya dan makin longgarnya pengawasan dan pelaksanaan norma-norma sosial.dan adat ketimuran yang dulu masih dipegang erat bangsa Indonesia. Lantas sebagai akibatnya maka selain menimbulkan dampak buruk bagi sang pelakunya maka hal tersebut juga berdampak buruk bagi lingkungan sosial secara menyeluruh.

Apa itu Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas ialah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melanggar norma agama dan sosial, yakni berupa jalinan pertemanan yang melewati batas-batas kesusilaan dan peraturan serta norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Bentuknya macam-macam, bisa berupa seks bebas, dan penyalahgunaan narkoba, atau mabuk, hingga kriminalitas kenakalan remaja dan berbagai hal negatif lainnya.

Dampak Pergaulan Bebas

Terjadinya pergaulan bebas tak hanya memberikan pengaruh bagi diri sendiri pelakunya namun juga bagi keluarga, dan masyarakat sekitar ikut terkena dampaknya. 

Salah satu dampak pergaulan bebas pada masyarakat luas adalah penyebaran penyakit seksual menular yang meningkat, seperti sipilis atau raja singa hingga HiV Aids dan lain sebagainya. Konflik sosial mudah terjadi dan tingkat kriminalitas yang meningkat. Lingkungan menjadi rusak dan  tidak kondusif lagi untuk membesarkan anak-anak.

Selain itu maka diri pelaku juga terkena dampaknya, mulai dari nama baik yang rusak, masa depan yang suram, hingga kesehatan. Bisa terjadi kehamilan di usia dini, kehamilan di luar nikah dan aborsi hingga kematian.

Begitu pula dengan keluarganya yang malu dan ikut tercemar hingga kerugian finansial maupun non finansial seperti tertular penyakit, kriminalitas dalam keluarga, penyakit, cacat hingga kematian akibat kecelakaan atau pembunuhan dan lain sebagainya. 

Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas

Terdapat banyak faktor penyebab yang memicu terjadinya pergaulan bebas. Berikut beberapa diantaranya.

1. Lingkungan yang Permisif

Lingkungan yang permisif dan tidak peduli serta melonggarnya pengawasan terhadap pelaksanaan norma-norma hidup membuat anak remaja sekalipun berani untuk berbuat asusila dan terjadilah pergaulan bebas yang marak di tempat itu. Salah satunya di tempat kos misalnya, yang bebas tanpa pengawasan dari induk semang atau ibu kos dan juga masyarakat tetangga sekitar. Pak RT maupun pak RW setempat.

Sesama penghuni kos juga tidak peduli satu sama lain. Sehingga tiap penghuni kos bebas melakukan apapun yang ingin dilalukannya termasuk melalukan pergaulan bebas. Bahkan hingga terjadinya kriminalitas sampai terjadinya pembunuhan dan kematian lainnya pun lama baru ada yang mengetahuinya. Lingkungan yang serba permisif seperti ini sangat merusak dan berbahaya sekali.

Begitu juga dengan lingkungan suatu rumah susun atau apartemen di perkotaan yang marak menjadi tempat terjadinya pergaulan bebas hingga prostitusi dan kriminalitas akibat lingkungan yang tidak saling peduli dan permisif, tidak mau tahu dengan urusan tetangga.

2. Lingkungan Pertemanan yang Salah

Faktor eksternal berupa lingkungan sosial pertemanan juga besar pengaruhnya. Jika salah pilih maka akan terjebak dan terhanyut arus lingkungan pertemanan melakukan hal-hal yang negatif yang dianggap benar termasuk salah satunya ialah melakukan pergaulan bebas tersebut.

3. Kurang Kontrolnya dari Orang Tua atau Wali

Remaja pelaku pergaulan bebas biasanya terjadi akibat kurangnya pendidikan dan kontrol serta teladan dari orang tua atau walinya. Bisa jadi orang tua atau walinya mencontohkan hal yang negatif itu juga atau tidak peduli dengan anak akibat terlalu sibuk dengan urusan masing-masing dan jarang di rumah.

4. Keluarga yang kurang harmonis

Perpecahan keluarga juga memicu anak yang broken Home untuk berontak dan melakukan hal-hal negatif dengan maksud mencari perhatian. Kurangnya Pemahaman Agama juga bisa menjadi penyebabnya. Sehingga semua itu harus dihindari dan dicegah. Tingkatkan pendidikan agama, sediakan kanal konseling, serta penegakan hukum dan kontrol sosial yang ketat yang tegas tanpa tolerir pada penyimpangan juga perlu dilakukan. Begitu pula teladan yang baik dari orang tua dan pendidik, tokoh agama, tokoh masyarakat, publik figure juga perlu.